SOLOK - 26 April 2022 mendatang, genap 1 tahun sudah pasangan Bupati dan Wakil Bupati Solok H. Epyardi Asda, M.Mar, dan Jon Firman Pandu, SH, memimpin Kabupaten Solok dengan mengusung visi 'Mambangkik Batang Tarandam' untuk menjadikan Kabupaten Solok menjadi kabupaten terbaik di Sumatera Barat.
Meski dalam segala keterbatasan dan kondisi politik daerah setempat yang tak menentu ditambah timbulnya berbagai persoalan dan polemik, namun tak menyurutkan semangat dan derap langkah pemerintah daerah setempat yang dikomandoi oleh sang Kapten, Epyardi Asda dalam mewujudkan cita-cita mulia itu.
Terkait visi 'Mambangkik Batang Tarandam' yang digaungkan, Bupati dan Wakil Bupati Solok lebih menekankan pada bidang pertanian dan kepariwisataan.
Sebagai penopang kemajuan dua bidang pembangunan yang menjadi fokus utama itu pun Bupati Solok tak menampik pentingnya akses jalan yang layak. Untuk itu dia juga mencanangkan program fenomenal dengan memberikan 1 unit alat berat excavator di setiap Kecamatan untuk digunakan secara bergilir oleh nagari-nagari guna membuka akses yang memiliki potensi untuk digarap dan dikembangkan.
Keberadaan alat berat itu pun dirasakan nyata dampak dan manfaatnya oleh masyarakat. Telah banyak lahan yang selama ini tidak bisa digarap dengan sempurna karena sulitnya dijangkau, kini bisa termanfaatkan kembali.
Seperti yang dilaksanakan di Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas. Excavator dikerahkan untuk pembukaan jalan usaha tani sepanjang 6 KM dengan lebar 8 M, yang menghubungkan Jorong Gantiang Cubadak - Basung hingga ke Limau Puruik.
Menurut Keterangan PJ. Wali Nagari Sulit Air, Jumaini beberapa waktu lalu, banyak potensi yang ada dan bisa digarap dengan terbukanya akses jalan itu yang akan berdampak pada geliat ekonomi kerakyatan, diantaranya potensi pertanian, pengairan, dan peternakan. Untuk mobilitas kebutuhan maupun hasil pertanian, tentunya juga akan lebih mudah dengan terbukanya akses jalan itu.
“Rencananya, setelah dibuka akses jalan itu, kita akan membangun embung. Mudah-mudahan, dengan demikian, semua lahan tidur yang selama ini tidak tergarap bisa diberdayakan sebagai sumber penghidupan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, ” sebut Jumaini kala itu.
Terlebih lagi, , Bupati Solok tak tanggung-tanggung, menjanjikan bantuan bibit untuk ditanam di sepanjang area lahan yang baru dibuka.
Khusus di bidang pertanian, Kabupaten Solok memang tidak asing lagi. Daerah yang pada 9 April tahun ini genap berusia 109 tahun itu pun merupakan salah satu sentra produksi beras terbesar di Sumatra Barat.
Daerah yang memiliki 14 kecamatan dengan 74 nagari itu tersohor sebagai daerah penghasil beras terbaik di Sumatera Barat bahkan dikenal secara Nasional, dengan bana 'Bareh Solok'.
Bareh Solok (Beras Solok) pun fenomenal dan membumi berkat sebuah lagu yang diciptakan oleh Nuskan Sjarif dengan judul 'Bareh Solok'.
Akan tetapi, selama ini Bareh Solok yang dikenal dengan klasifikasi premium yang tersebar di pasaran, rata-rata telah dioplos dan sangat jarang ditemukan lagi kemurnian dari varietas beras yang dimilikinya. Harganya pun dibandrol tak jauh berbeda dengan beras-beras lain. Begitu pun dengan pangsa pasarnya.
Seperti halnya varietas Cisokan dan Anak Daro yang digadang-gadang menjadi varietas unggulan terbaiknya.
Hal itu menjadi PR penting bagi pemerintah daerah setempat agar bagaimana beras Solok yang terkenal dengan cita rasa 'lamak rasonyo' (enak rasanya) itu bisa menyebar dengan kualitas yang terjamin.
Di masa kepemimpinan Bupati Solok H.Epyardi Asda, M.Mar, bersama Wakil Bupati Jon Firman Pandu, SH, saat ini, sebuah harapan untuk kejayaan 'Bareh Solok' mulai menampakkan sinar.
Di tahun pertama menjalankan masa jabatannya, berbagai gebrakan telah dilakukannya untuk mewujudkan misi tersebut.
Sebuah terobosan besar yang patut diapresiasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, dengan melakukan kerjasama G to G (Government to Government) atau pemerintah dengan pemerintah terkait sebagai upaya percepatan perwujudan visi misi daerah, khususnya terkait bidang pertanian dan pariwisata.
Beberapa daerah telah dijajaki Bupati Solok untuk menjalin kerjasama G to G, diantaranya DKI Jakarta, Provinsi Jambi dan Pekanbaru. Respons yang diterima dari daerah-daerah itu pun sangat baik.
Tak tanggung-tanggung, bahkan Provinsi DKI Jakarta pun melalui BUMD milik Pempov setempat yang bergerak dalam usaha pangan, PT. Food Station Tjipinang Jaya membalas kunjungan penjajakan tersebut dengan mendatangi Kabupaten Solok, pada Selasa (1/3/2022) lalu.
Dalam kunjungan itu, Dirut PT. Food Station, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepakat berkolaborasi dengan Kabupaten Solok dalam pemasaran Beras Solok.
Di kesempatan itu, Bupati mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan 64 ton benih padi Anak Daro murni yang akan didistribusikan ke petani.
Bupati berharap, dengan kerjasama itu Beras Solok tidak lagi kelas beras premium, tapi masuk kelas beras khusus.
"InsyaAllah kerjasama ini akan membawa keuntungan bagi para petani padi di Kabupaten Solok. Juga benefit bagi pihak Food Station, ” ujar Bupati kala itu.
Langkah besar yang telah ditempuhnya itupun ditopang dengan aksi nyata, dengan melakukan penangkaran dua varietas padi unggulannya itu.
Bertempat di Jorong Lembang Nagari Singkarak, dilakukan penangkaran padi sawah varietas Cisokan dan Anak Daro sebagai sumber benih penghasil beras berkualitas di Kabupaten Solok,
Penanaman perdana penangkaran yang dilakukan pada Senin, 1 Agustus 2021 lalu itu, diikuti langsung oleh orang nomor satu di daerah tersebut, Bupati H.Epyardi Asda, M.Mar.
Namun demikian, berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat petani selama ini, banyak petani yang mengolah sawahnya dengan modal minim sehingga untuk biaya pengolahan pertanian padi dengan sistem pembiayaan oleh pihak lain. Sehingga gabah yang dihasilkan usai panen sebagian besar sudah habis untuk membayar hutang selama proses tanam padi.
Ini tentu harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah setempat, karena jika program ini diperuntukkan untuk petani-petani yang ada, maka penting kiranya agar fenomena yang terjadi selama ini dicarikan solusi, supaya gabah yang dihasilkan kelak benar-benar bisa diarahkan untuk memenuhi kebutuhan kerjasama ini dan harapan kejayaan Bareh Solok berikut dengan para petaninya tidak hanya sebatas impian belaka. (Amel)